Mengapa alam sangat berarti bagi makhluk hidup, terutama manusia? Mengapa
kita harus peduli dan mencintai alam? Pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin
terpikir kan di dalam benak kita. Alam sangat berarti dan berperan penting bagi
makhluk hidup dan kehidupan di muka bumi. Alam dan segala kekayaan yang
terkandung di dalamnya merupakan warisan nenek moyang kita dan titipan cucu di
masa mendatang yang patut kita jaga kelestarian nya dan keberlanjutan nya. Kita
beserta anak dan cucu tentu menginginkan lingkungan yang serasi dan lestari
agar dapat melangsungkan hidup.
Alam yang serasi dan lestari adalah alam yang mengandung berbagai komponen
ekosistem secara seimbang. Setiap komponen di dalam ekosistem berinteraksi dan
membutuhkan oleh karena itu, kita harus menyayangi alam dengan cara memelihara
dan melestarikannya. Keseimbangan inilah yang harus tetap dijaga agar
keanekaragaman sumber daya alam tetap lestari dan terjamin. Keseimbangan alam
dapat terganggu atau rusak. Dengan demikian, pemanfaatan sumber daya alam baiknya
diusahakan secara arif dan bijaksana sesuai keseimbangan alam.
Selain itu kamu tentu pernah mendengar atau bahkan mengalami beberapa
peristiwa kerusakan alam di Indonesia seperti banjir, tanah longsor, semburan
dan banjir lumpur panas, pencemaran air limbah, kepunahan spesies hewan dan
tumbuhan, kebakaran hutan, polusi udara oleh kendaraan bermotor atau hasil
industri, dan peristiwa lainnya.
Tidak sedikit dari peristiwa tersebut merupakan perbuatan manusia yang
mendominasi alam secara berlebihan. Hal ini secara langsung dan tidak langsung
berdampak negatif terhadap manusia, makhluk hidup lain, alam itu sendiri dan
tentu saja kehidupan di muka bumi ini.
Terjadinya degradasi hutan yang
merupakan ulah manusia di Daerah Aliran Sungai (DAS) terutama di bagian hulu akan
menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti terjadinya banjir, kekeringan,
tanah longsor, dsb. Akar penyebabnya antara lain diawali oleh kurangnya pemahaman
dan atau kepedulian berbagai pihak terhadap fungsi hutan dan penerimaan manfaat
oleh masyarakat setempat sehingga tidak mampu membangkitkan tanggung jawab dan
tindakan untuk kelestarian hutan. Untuk menanggulangi fungsi hutan maka
diperlukan upaya rehabilitasi hutan (reboisasi) yang dilakukan secara vegetatif
(kegiatan tanam-menanam) dengan menggunakan jenis tanaman yang sesuai dengan
fungsi hutan, lahan serta kondisi agroklimat setempat.
Lihatlah bahwa satu
di antara tiga perkara yang tak akan terputus pahalanya bagi seorang
manusia walaupun ia telah meninggal dunia adalah sedekah jariyah. Para
ulama mengatakan bahwa sedekah jariyah mempunyai banyak macam dan
jalannya. Seperti membuat sumur umum, membangun masjid, membuat jalan
atau jembatan, menanam tumbuhan baik berupa pohon, biji-bijian atau
tanaman pangan, dan lainnya. Jadi, menghijaukan lingkungan dengan
tanaman yang kita tanam merupakan sedekah dan amal jariyah bagi kita
–walau telah meninggal- selama tanaman itu tumbuh atau berketurunan.
Berkaitan dengan hal
tersebut dan untuk kesamaan persepsi para pihak terkait, perlu dipersiapkan Pedoman Pembuatan Tanaman Reboisasi Hutan Lindung dan Hutan dalam rangka
Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
Akan tetapi, pada dasarnya untuk
menjaga agar bumi kita tetap hijau hendaknya dimulai dari diri kita sendiri. Tidakkah
kita sadar apa yang bumi ini berikan kepada kita sebagai wujud terima kasih kita
kepada bumi maka tetaplah hijau kan bumi kita, agar tidak terjadi bencana alam
karena hijau nya hutan perlahan kita lupakan. Jadikanlah setiap pekerjaan yang
kita lakukan bermanfaat untuk bumi kita sehingga lestari dan hijau nya bumi selalu
terjaga. Sehingga penghijauan yang turut kita sumbang kan ke bumi ini
menghijaukan bumi kita, hijau ku akan menghijaukan bumi ku. :)
lihatlah sebagian dari pemberian alam terhadap kita yang seharusnya menyadarkan kita pentingnya penghijauan bumi [!]